Laporan Praktikum Anfisman
DARAH I
ABSTRAK
Darah adalah cairan didalam tubuh yang memiliki
peran yang sangat penting didalam tubuh kita, darah menjadi alat transportasi
yang menyebarkan oksigen di dalam tubuh yang menyebabkan di dalam eritrosit
terdapat banyak oksigen, leukosit menjadi antibody jika terdapat virus atau
bakteri yang masuk kedalam tubuh leukosit lah yang beperan melawan
virus/bakteri tersebut supaya tubuh kita tidak terserang penyakit yang dibawa
virus/bakteri tersebut dan trombosit yang berperan sebagai menghentikkan
pendarahan atau pembekuan darah yang mana jika tubuh kita terluka trombosit
akan menghentikkan darah yang keluar dari jaringan yang terluka supaya tidak
terjadi pendarahan.
Kata kunci : eritrosit, trombosit, leukosit,
oksigen, pembekuan darah.
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
1.
Menghitung jumlah
eritrosit dan leukosit
2.
Menghitung kadar
hemoglobin
3. Menghitung kadar hematokrit
4. Menghitung jumlah jenis leukosit
II. HIPOTESIS
- Menentukan golongan darah
- Menentukan waktu lisis darah
- Menentukan larutan isotonic, hipertonik dan hipotonik
- Mengenal bentuk sel.
III. DASAR
TEORI
Darah merupakan bagian penting pada systemtransportasi di dalamtubuh manusia. Darah adalahcairan yang bersirkulasi melewati jantung,pembuluharteri, vena dan kapiler. Darah membawa nutrisi,elektrolit,hormon, vitamin, antibody, serta oksigenuntuk jaringan tubuh dan membawa sisa yang tidakberguna dan karbon dioksida (CO2) ke organ organ pembuangan. Pada dunia kedokteran,golongan darah manusia dibagi 4, yaitu:A, B, AB dan O. Dengan demikian dalam pemeriksaan darah juga dilakukan pengujian untuk menentukan golongan darah (Andiani, 2011).
Hemoglobin adalah
suatu protein tetrameric eritrosit yang mengikat molekul bukan protein, yaitu
senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin mempunyai dua fungsi
pengangkut penting dalam tubuh manusia diantaranya adalah pengangkutan oksigen
dari organ respirasi ke jaringan perifer. Kemudian selain itu hemoglobin juga
berfungsi sebagai pengangkutan karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan
perifer ke organ respirasi untuk selanjutnya diekresikan keluar. Pentingnya
fungsi hemoglobin dalam tubuh manusia dan pentingnya seseorang melakukan
aktivitas fisik secara teratur merupakan dua hal yang saling berhubungan.
Hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan seseorang terhadap kadar
hemoglobin dalam suatu penelitian bahwa ketika seseorang melakukan aktivitas
fisik, seperti berolahraga, akan terjadi peningktan aktivitas metabolik yang
tinggi, asam yang di produksi seperti ion hydrogen, asam laktat pun akan
semakin banyak sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan pH. Ketika pH sudah
mengalami penurunan maka akan mengurangi daya tarik antara oksigen dan
hemoglobin (Kosasi et al., 2014).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan kadar hemoglobin remaja putri seperti usia, penyakit
kehilangan banyak darah, genetic dan pola hidup remaja putri yang berubah usia
>12 tahun membutuhkan banyak hemoglobin karena pada usia ini adalah tahap
mengalami percepatan pertumbuhan untuk mempersiapkan menstruasi (Astuti, 2015)
Eritrosit atau sel
darah merah adalah salah satu komponen darah yang bersifat padat. Eritrosit
berbentuk seperti cakram atau bikonkaf dan tidak mempunyai inti dengan ukuran
0,007 mm, tidak bergerak, berwarna kuning kemerah-merahan. Eritrosit bersifat
kenyal sehingga bisa berubah bentuk sesuai pembuluh darah yang dilalui
(Syaifudin, 2010).
Leukosit atau sel
darah putih berwarna bening (translucent). Bentuknya lebih besar bila
dibandingkan dengan sel darah merah (eritrosit), tetapi jumlahnya lebih
sedikit. Sel darah putih berperan sebagai system imunitas atau membunuh kuman
dan penyakit yang berada di aliran darah manusia. Dalam setiap 1mm3 darah
terdapat 4000-10000 sel darah putih. Sel ini memiliki sebuah inti yang dapat
membelah menjadi banyak dan protoplasmanya berbulir atau bergranula (D’Hiru,
2013).
I.
PROSEDUR
KERJA
A. Alat
1. Mikroskop
2. Objek dan Cover glass
3. Tabung Reaksi
B. Bahan
1. Darah Kelinci
2. Nacl Fisiologis
3. Praktikan
C. Cara
Kerja
v Mengenal
Bentuk Sel
1.
Bersihkan objek glass dan
penutupnya menggunakan kapas alkohol dan kertas saring. Teteskan larutan
fisiologis sebanyak 1-2 tetes
2.
Bersihkan ujung jari
manis dari orang percobaan dengan alkohol kemudian tusuklah dengan lanset
3. Teteskan darah sebanyak 1
tetes pada larutan fisiologis pada objek glass
4. Campurkan keduanya dengan pengaduk glass kemudian tutup dengan cover glass. Amati dibawah
mikroskop.Perhatikan bentuk dan ukuran sel darah merah dan sel darah
putih.granula dan inti pada sel darah putih.
v Mentapkan
larutan isotonik,hipertonik dan hipotonik
1.
Teteskan 1-2 tetes
larutan Nacl 5%,0,9% dan 0,4% secara terpisah pada objek glass yang bersih.
2.
Tambahkan sel darah
dengan cara mengambil sedikit darah dengan tusuk gigi
3.
Amati dibawah
mikroskop,bandingkan ukuran selnya
4.
Tentukan mana larutan
yang isotonic,hipertonik dan hipotonik
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
5.1
DATA
PENGAMATAN
a.
Penentuan
Golongan Darah
Golongan
Darah |
ANTI
A |
ANTI
B |
ANTI
AB |
Resus |
A |
- |
- |
- |
- |
B |
- |
- |
- |
- |
AB |
- |
- |
- |
- |
O |
KOAGULASI |
- |
KOAGULASI |
(-) |
JENIS
DARAH |
GOLONGAN
: A RESUS
: (-) Ket
: - |
a. Penetapan Larutan
Hipertonik, Hipotonik dan Isotonik
Konsentrasi NaCl |
Pengamatan
Mikroskopis |
Pengamatan
Makroskopis |
Ket. |
||
Warna |
Kekeruhan |
Bentuk Sel |
Kerapatan Sel |
||
0,4 % |
Merah |
Keruh (+) |
Mengembang |
Rapat (+++) |
Hipotonis (+) |
0,9% |
Merah |
Keruh (++) |
Bikonkav |
Rapat (+) |
Isotonis (+) |
5% |
Merah |
Keruh (+++) |
mengkerut |
Renggang |
Hipertonis(+) |
b. Waktu Lisis dan Krenasi
Darah
Konsentrasi
NaCl |
Waktu
Lisis atau krenasi darah |
Warna |
Ket. |
0,2% |
10
detik |
Coklat |
Hemolysis
(-) |
0,4% |
1
menit 10 detik |
Merah
(+) |
Hemolysis
(+) |
0,6% |
30
detik |
Merah
coklat |
Hemolysis
(-) |
0,9% |
2
menit |
Merah
(+++) |
Normal
(+) |
5% |
30
detik |
Merah
coklat |
Krenasi (+) |
Aquadest |
20
detik |
Merah
coklat |
Krenasi
(+) |
Air
Sabun |
10
detik |
Coklat |
Krenasi
(+) |
5.2 PEMBAHASAN
Darah
adalah suatu cairan didalam tubuh yang menjadi alat transportasi di dalam tubuh
untuk mengantarkan oksigen, nutrisi, hormon keseluruh tubuh tetapi juga
mengantarkan sisa-sisa metabolisme atau kotor di dalam tubuh ke organ yang akan
memprosesnya. Tetapi darah juga berisi
kan sel, plasma serta protein didalam darah juga terdapat 3 jenis darah yaitu,
sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen, trombosit yang berfungsi
sebagai proses pembekuan darah saat terjadi luka, lalu sel darah putih sebagai
pelindung saat tubuh diserang penyakit, seperti bakteri atau virus yang masuk
ke dalam tubuh.
Didalam
tubuh manusia darah memiliki golongan yaitu A, B, AB dan O. dan terbagi menjadi
rhesus negative serta rhesus positif. Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen
yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor Rh maka dikatakan
resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus negatif.
Untuk mengetahui perbedaan antara golongan A, B, AB dan O dilakukan pengujian
dengan cara menambahkan anti A, B, AB terhadap sel darah yang ingin diketahui
jika :
Golongan darah A akan
mengalami koagulasi pada anti A dan anti AB,
Golongan darah B akan
mengalami koagulasi pada anti B dan anti AB,
Golongan darah AB akan
mengalami koagulasi pada anti A, anti B dan anti AB, Golongan darah O akan
tidak akan mengalami koagulasi pada anti A, anti B dan anti AB, Koagulasi darah
atau pembekuan darah adalah transformasi darah daricairan menjadi gel padat.
Pada penentuan
golongan darah pada table seharunya itu golongan A bukan golongan O. Karena
pada data seharusnya golongan darah O tidak mengalami koagulasi pada anti A, B,
dan AB. Sedanglan golongan darah A itu mengalami koagulasi pada anti A dan anti
AB. Maka, pada penentuan golongan darah yang kami amati itu adalah golongan
darah A. Kesalahan dalam penentuan golongan darah dapat terjadi karena adanya
kesalahan dari penulisan atau kesalahan pada saat pengerjaan maka data yang
didapat mengalami terjadi perbedaan dari data seharunya. Atau bisa saja terjadi
karena suhu ruangan karena salah satu factor yang mempengaruhi koagulasi pada
darah adalah suhu. Jika berada pada suhu dingin koagulasi akan melambat
sedangkan pada suhu panas koagulasi terjadi makin cepat.
Pada
penentuan larutan hipertonik, hipotonis dan isotonic dilakukan pengujian
mikroskopis dan makroskopis. Dalam pengujian mikroskopis yang dilihat adalah
warna serta tingkat kekeruhan sedagkan dalam makroskopis yang dilihat adalah
bentuk sel serta kerapatan. Larutan Hipertonik adalah ketika konsentrasi zat
terlarut yang berada di luar membran semi permeabel. Kebalikan dari hipotonik,
dalam kondisi ini air mengalir keluar dari entitas yang tertutup membran semi
permeabel (misalnya sel) untuk menyeimbangkan tekanan osmosis. Khusus untuk
sel, jika air terus mengalir keluar dari sel, sitoplasma akan kehabisan cairan
dan tidak lagi bisa berfungsi. Hipotonik adalah ketika zat terlarut di luar
membran semi permeabel memiliki konsentrasi yang lebih rendah, atau airnya
memiliki konsentrasi lebih tinggi. Pada kondisi hipotonik, air akan mengalir ke
dalam entitas yang tertutup membran semi permeabel (misalnya sel). Isotonik
adalah ketika konsentrasi zat terlarut di dalam maupun di luar membran semi
permeabel sama. Bisa dikatakan tidak ada pergerakan air melalui membran semi permeabel
ketika tekanan osmosis mencapai kondisi isotonik. Atau jumlah cairan yang masuk
dan keluar membran sama persis, sehingga tidak ada perubahan konsentrasi.
Pada percobaan
menentukan waktu lisis dan krenasi digunakan konsentrasi NaCl yang bertujuan untuk
mengetahui pristiwa isotonis pada darah mamalia dan darah manusia dengan jumlah
persen berbeda, berguna untuk melihat perbandingan persen (%) pengaruh. Data
yang didapatkan dari kelompok kami mengalami perbedaan dari data seharunya
yaitu pada konsentrasi NaCl 0,2% seharusnya menghasilkan waktu 50 detik dengan
warna dengan keterangan Hemolisis. Hemolisis adalah peristiwa pecah atau
rusaknya membran sel dan menyebabkan pecahnya membran sel. Data yang kami
dapatkan adalah 10 detik dan warnanya coklat. Hal ini dapat terjadi karena
preparat yang terkontiminasi atau kesalahan saat kami melakukan penelitian.
Selanjutnya pada saat konsentrasi 0,6% data yang kamu dapatkan adalah warna
merah coklat dengan waktu 30 detik sedangkan data seharusnya itu warna merah coklat
dengan waktu 1 menit 30 detik. Perbedaan dalam data yang kami dapatkkan dan
seharusnya dapat terjadi karena adanya human eror dengan keterangan yang sama
yaitu hemolysis terjadinya pecah membrane sel akibat penambahan larutan
hipotoni ke dalam sel darah mengakibatkan mengembang/mengembung dan sel akan
pecah. Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan
dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel)
mengakibatkan sel yang mengalami krenasi menjadi mengkerut karena pergerakan
air dalam sel keluar. Larutan NaCl yang termasuk larutan hipotonis pada darah
mamalia adalah NaCl 0,2%, 0,4%, dan larutan yang termasuk isotonis adalah
larutan 0,6%, sedangkan hipertonis adalah larutan NaCl 0,8% dan 2%. Pada darah
manusia, larutan yang termasuk hipotonis adalah larutan NaCl 0,2%, 0,4%, dan
0,6%, yang termasuk larutan isotonis adalah larutan NaCl 0,8%, sedangkan yang
termasuk larutan hipertonis adalah NaCl 2%.
VI.
KESIMPULAN
1.
Darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit
2. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh suhu, jika suhu panas maka mempercepat proses koagulasi dan jika suhu dingin maka memperlambat koagulasi.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Andini,
naniek. 2011. Alat Pendeteksi Golongan
Darah Manusia Berbasis
Mikrokontroler.
Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta. Jurnal SNATIKA Vol 1 No 1.
Astuti,
Anggraini dan Leonard. 2015. Peran
Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.
Jurnal Formatif 2(2) : 102-110.
D’Hiru.
2013. Live Blood Analysis Setets Darah
Anda Dapat Mengungkapkan Status Kesehatan Dan Penyakit Yang Mengancam Anda.
PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Karolina
ME, Silaban DJ, Permana O, Suban B. 2016. Gambaran
Hitung Jumlah Dan Jenis Leukosit Serta Pola Makan Pola Komunitas Suku Anak di
desa Bukit Suban dan Sekamis Kabupaten Sorolangun. Jambi Medical J.
2016;5(2):104-116.
Kosasi,
Laura., Oenzil, Fadil, dan Yanis, Amel. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswa
Anggota UKM Pendekar Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas 2014
;3(2) : 178-181.
Syaifuddin.
2010. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Edisi 4. Jakarta. EGC.
Komentar
Posting Komentar